Sabtu, 05 Maret 2011

DAMPAK EKONOMI KEMACETAN (BI 2 softskill 2011)

Macet atau kemacetan, mungkin bagi sebagian rakyat indonesia pernah merasakan bagaimana jika kemacetan terjadi, sungguh tidak enak bila kita terkena macet. Mungkin bagi rakyat indonesia terutama Jakarta melihat kemacetan adalah hal yang biasa dan menjadi makanan sehari-hari buat rakyat jakarta, hampir semua jalan di ibu kota macet, apa lagi pada jam tertentu seperti pagi dan sore hari kemacetan terjadi dijakarta hampir berkilo-kilo panjangnya. Lagi-lagi pemerintah tidak bisa mengatasi kemacetan ibu kota yang sudah sangat parah bahkan pernah diberitakan bahwa tahun 2020 kemacetan dijakarta sudah total atau tidak bisa jalan sama sekali, sangat ironis memang malihat kemacetan di ibu kota, pemerintah mengatasi kemacetan saja tidak bisa apa lagi mengatasi yang lain. Dan bagaimana bisa pemerintah mengatasi kemacetan di indonesia terutama ibu kota kalau pemerintah pun tidak pernah merasakan kemacetan justru malah menimbulkan kemacetan. Contohnya kalau para pejabat sedang atau akan lewat mereka para pengawalnya sudah mengosongkan jalan yang akan dilalui oleh pejabat tersebut dan jadinya para pengguna jalan yang lain menunggu dan terjadilah kemacetan yang sangat panjang. Itulah pemerintah kita tidak pernah mau merasakan apa yang dirasakan oleh rakyatnya.

Dampak dari kemacetan, menurut penelitian LIPI tahun 2007, adalah kerugian sosial yang diderita masyarakat lebih dari Rp 17,2 triliun per tahun akibat pemborosan nilai waktu dan biaya operasi kendaraan, terutama bahan bakar. Kecepatan kendaraan yang rendah menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi tinggi. Keausan kendaraan bermotor menjadi tinggi, karena kerja radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih tinggi. Belum lagi emisi gas buang yang dapat menyebabkan pemasanan global diperkirakan sekitar 25 ribu ton per tahun.

Hal ini menyebabkan Jakarta sebagai kota dengan tingkat polusi tertinggi kelima di dunia setelah Beijing, New Delhi, Meksico City dan Bangkok. Bahkan, ada suatu perhitungan yang memperkirakan kerugian dari kemacetan lalu-lintas ini mencapai Rp 43 triliun per tahun. Dampak pada tahap selanjutnya adalah menurunnya produktivitas ekonomi kota, bahkan negara dan merosotnya kualitas hidup warga kota akibat polusi udara dan stress. Contohnya, angkutan umum yang seharusnya dapat mengangkut enam rit per hari menjadi tiga rit, karena macet.

TOPIK PI KU (BI 2 softskill 2011)

Di zaman modern ini terbatasnya jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia sangat mempengaruhi tingkat pengangguran. Angka pengangguran di Indonesia pada tahun 2010 diperkirakan masih akan berada di kisaran 10%. Target pertumbuhan ekonomi yang hanya sebesar 5,5% dinilai tidak cukup untuk menyerap tenaga kerja di usia produktif. Pertumbuhan ekonomi yang hanya sebesar 5% jelas tidak bisa menekan angka pengangguran. Indonesia membutuhkan pertumbuhan setidaknya 7,3% per tahun untuk mengurangi angka pengangguran (Kompas,2010).

Lenbaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memproyeksikan angka pengangguran pada 2009 naik menjadi 9% dari angka pengangguran tahun 2008 sebesar 8,5%. Begitu juga tingkat angka kemiskinan 12-14% pada 2009. Kalau turun 1% saja angka kemiskinan 15,4% pada tahun 2008, berapa juta orang yang harus dikeluarkan dari kemiskinan. Sementara penyerapan kemiskinan tenaga kerja besar harapan tidak ada (Koran Indonesia,2008).

Sampai saat ini, dunia wirausaha belum menjadi alternatif sebagai karir masa depan para mahasiswa, padahal dunia wirausaha adalah pilihan yang paling rasional dalam segala kondisi perekonomian, apa lagi dalam situasi krisis. Kondisi ini sangat berpengaruh bagi pemerintah, intensi yang rendah terhadap dunia wirausaha bagi para mahasiswa akan menimbulkan beban dalam menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya. Intensi adalah keinginan seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Menurut Ajzen (1991) intensi memberikan petunjuk tentang seberapa kuat keinginan dan upaya seseorang untuk menampilkan suatu perilaku termasuk terhadap perilaku berwirausaha. Tinggi-rendahnya keinginan mahasiswa untuk berwirausaha dapat dimaknai sebagai tinggi-rendahnya intensi mereka dalam berwirausaha. Dengan demikian bagi dunia pendidikan khususnya perguruan tinggi dituntut untuk selalu menyelaraskan rancangan kurikulumnya dengan permintaan pasar. Bila tidak, perguruan tinggi selalu dicap tidak mampu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Kondisi ini akan mengakibatkan munculnya pengangguran terdidik (Satryo dalam Kompas, 2003).

Peran wirausaha sangat dibutuhkan untuk menekan jumlah pengangguran yang akan berpengaruh terhadap laju perekonomian dan pembangunan. Seorang wirausahawan senantiasa berupaya melakukan inovasi untuk memperbaiki suatu keadaan. Dalam melakukan pencarian hal-hal baru, perlu memperhatikan efektivitas dan efisiensi dan bekerjasama dengan pihak lain sehingga dapat saling menguntungkan satu sama lain.

Dilihat dari pernyataan diatas, Saya ingin mengetahui sejauh mana minat dan bakat mahasiswa dalam berwirausaha. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa, nantinya masa depan perekonomian bangsa ini akan ada di tangan mahasiswa itu sendiri. Entah itu sebagai seorang pelaku, pengamat, maupun analisis atau ahli di bidang ekonomi.

Maka saya merasa tertarik untuk membuat penulisan ilmiah dengan mengambil judul “Pengaruh Pendidikan kewirausahaan Terhadap intensi Berwirausaha Mahasiswa”.

MASA DEPAN INDONESIA TANPA KORUPSI (BI 2 softskill 2011)

Korupsi, seperti kita ketahui korupsi adalah musuh utama yang paling berbahaya, Hampir disemua negara korupsi itu ada. Diindonesia sendiri korupsi sudah seperti penyakit yang sangat berbahaya dan sangat sulit untuk disembuhkan, hampir setiap hari kita mendengar atau melihat berita dimedia elektronik maupun media cetak selalu ada saja kasus korupsi diindonesia bahkan kita sekarang tentu mengetahui semua tentang kasus seorang GAYUS yang korupsi uang rakyat begitu banyaknya jumlahnya, kasus Gayus merupakan kasus yang sangat besar diindonesia dan banyak melibatkan orang-orang penting diindonesia.

Adanya KPK (komisi pemberantasan korupsi) diindonesia belum mampu menyembuhkan penyakit yang dinamakan korupsi, sangat sulit memberantas korupsi diindonesia karena para penegak hukum pun banyak yang terlibat kasus korupsi baik polisi, jaksa maupun hakim dan bukan orang sembarangan yang terlibat korupsi dibadan hukum tersebut melainkan orang-orang yang mempunyai jabatan tinggi di kepolisian, kejaksaan maupun kehakiman. Kalau begini bagaimana bisa sembuh penyakit yag dinamakan korupsi itu sedangkan dokternya pun yang seharusnya menyembuhkan penyekati korupsi tersebut seperti polisi, jaksa dan hakim malah terkena penyakit tersebut dan bukanya menyembuhkan,itu justru tertular oleh penyakit tersebut (korupsi). Kalau dokternya saja tidak bisa menyembukan (korupsi) dan malah tertular penyakit korupsi lalu siapa lagi yang bisa menyembuhkannya. Pemerintah pun seakan menutup mata tentang kasus korupsi tersebut diindonesia karena banyak sekali pejabat pemerintahan pun yang tersandung kasus tersebut. Kasus korupsi diindonesia pun hanya menyeret orang-orang kelas teri yang hanya diadili diindonesia justru yang kelas kakap masih bebas melenggang diluar sana dan bebas tanpa tersentuh hukum. Sunggu sangat miris melihat indonesia sekarang.

Mungkin kita membayangkan bagaimana indonesia tanpa korupsi saat ini hanya mimpi yang tidak tahu kapan mimpi itu bisa menjadi kenyatan. Mungkin sangat indah bila tanpa korupsi diindonesia dan mungkin indonesia bisa menjadi negara yang sangat makmur dan tidak ada lagi rakyat indonesia yang kelaparan, tinggal dikolong jembatan, putus sekolah, jadi gelandangan, jalan rusak dan sebagainya. Sangat indah memang membayangkan indonesia tanpa korupsi, tapi sekali lagi kapan kita bisa benar-benar merasakan keindahan tersebut selama penegak hukum dan pemerintah dan orang-orang yang yang mewakili rakyat di DPR sana masih mengidap, tertular dan menularkan penyakit tersebut (korupsi). Sekarang mungkin yang bisa dilakukan oleh rakyat indonesia adalah berdoa kepada sang pencipta supaya penyakit tersebut (korupsi) bisa sembuh dan hilang dan tidak ada lagi peyakit itu (korupsi) diindonesia, supaya kita, rakyat indonesia bisa benar-benar merasakan INDAHNYA INDONESIA TANPA KORUPSI.