Kamis, 15 Desember 2011

PANDANGAN ETIKA TERHADAP PRAKTEK BISNIS YANG CURANG


Etika adalah aturan-aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima masyarakat baik itu perilaku “baik” maupun “buruk”. Sedangkan etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman bagi manajer dan karyawan dalam pengambilan keputusan maupun dalam menjalankan bisnis yang beretika.

Pengertian etika berbeda dengan etiket. Etiket berasal dari bahasa Prancis etiquette yang berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama menusia. Sementara itu etika, berasal dari bahasa Latin, berarti falsafah moral dan merupakan cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan agama. Mempraktikkan bisnis dengan etiket berarti mempraktikkan tata cara bisnis yang sopan dan santun sehingga kehidupan bisnis menyenangkan karena saling menghormati. Etiket berbisnis diterapkan pada sikap kehidupan berkantor, sikap menghadapi rekan-rekan bisnis, dan sikap di mana kita tergabung dalam organisasi. Itu berupa senyum, sebagai apresiasi yang tulus dan terima kasih, tidak menyalah gunakan kedudukan, kekayaan, tidak lekas tersinggung, kontrol diri, toleran, dan tidak memotong pembicaraan orang lain. Dengan kata lain, etiket bisnis itu memelihara suasana yang menyenangkan, menimbulkan rasa saling menghargai, meningkatkan efisiensi kerja, dan meningkatkan citra pribadi dan perusahaan. Berbisnis dengan etika bisnis adalah menerapkan aturan-aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis. Etika bisnis menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban, prinsip-prinsip dan aturan-aturan.
Etika bisnis sangat penting karena diperlukan untuk mencapai kesuksesan jangka panjang dalam sebuah bisnis. Terutama dalam era kompetisi yang ketat sekarang ini, reputasi perusahaan yang baik yang dilandasi oleh etika bisnis merupakan sebuah keuntungan yang kompetitif yang sulit ditiru.

Sekarang ini banyak bisnis yang tidak beretika terutama dalam hal promotion. Contohnya yang ramai sekarang ini adalah bisnis dalam bidang telekomunikasi. Kita ambil dua merk yaitu “As” dan “XL”. Provider seluler “As” selalu menyindir provider “XL” dalam hal promotion iklan. Dimulai dari keluarnya Sule dari kontrak XL ke As. Provider yang satu ini menyindir provider XL karena dipikir menipu konsumen. Hal seperti ini tidak beretika.
karena sebenarnya salah satu criteria iklan yang baik adalah dapat menarik perhatian konsumen tapi tidak dengan menjatuhkan merk lain. Jika aturan secara umum mengenai etika mengatakan bahwa berlaku tidak jujur adalah tidak bermoral dan beretika, maka setiap insan bisnis yang tidak berlaku jujur dengan pegawainya, pelanggan, kreditur, pemegang usaha maupun pesaing dan masyarakat, maka ia dikatakan tidak etis dan tidak bermoral.
Intinya adalah bagaimana kita mengontrol diri kita sendiri untuk dapat menjalani bisnis dengan baik dengan cara peka dan toleransi. Dengan kata lain, etika bisnis untuk mengontrol bisnis agar tidak tamak. Bahwa itu bukan bagian kita. Walaupun persaingan bisnis yang kian sengit memang mengakibatkan terdistorsinya batas-batas antara right-wrong atau good-bad. Lumrah sekali kita jumpai praktik bisnis yang menembus area abu-abu. Belum lagi jika harus berbisnis kepada teman, daerah abu-abu akan semakin nampak jelas terlihat. Karena merasa teman, maka kita berpikir teman akan bisa lebih memaklumi, memaafkan dan mengerti jika ada yang kurang-kurang. Yang lebih buruk lagi, etika bisnis benar-benar hilang jika berbisnis kepada teman atau saudara. Padahal yang perlu kita sadari, teman dan saudara itu bisa menjadi media sarana bagi kita untuk dapat melanjutkan kelangsungan hidup bisnis yang kita jalani karena secara tidak langsung mereka bisa menjadi media kita untuk berpromosi kepada khalayak lain. Dengan berbisnis, diharapkan kita akan membangun network pertemanan yang jauh lebih luas dan komplek. Tapi itu hanya bisa diraih jika dalam berbisnis kita membangun relationship yang sangat bagus. Maka untuk menjalankan bisnis yang beretika kita harus memulainya dari diri kita sendiri. Jangan sampai ketika bisnis semakin berkembang dan menjadi besar, bisnis yang kita jalani semakin tidak mempunyai etika karena si pemilikpun kurang mengerti etika berbisnis. Walaupun bisnis kita kecil dan dianggap kacangan tetap perlu rambu-rambu etika itu diperhatikan. Yang penting harus diingat perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.

http://sukangemilpunya.wordpress.com/2011/09/24/bisnis-tidak-beretika/

http://p21din.blog.com/2011/10/12/bisnis-tidak-beretika/