Gempa bumi berkekuatan sekitar 8,9 Skala Richter menggetarkan sejumlah kawasan di Jepang, Jumat siang, 11 Maret 2011. Gempa berpusat di 130 kilometer sebelah timur Sendai, Honshu, atau 373 kilometer tenggara Tokyo, pada kedalaman 24 km itu. Gempa terdahsyat dalam 140 tahun terakhir ini mengakibatkan gelombang tsunami hingga 10 meter yang menghancurkan sejumlah kawasan di pesisir Timur Jepang. Korban jiwa diperkirakan mencapai ratusan. Akibat gempa dan tsunami dijepang PLTN fukushima mengalami kebocoran da mengakibatkan rusaknya reaktor nuklir yang menyababkan radiasi nuklir yang sangat tinggi dan membahayakan bagi masyarakat setempat, dan sampai sekarang pemerintah jepang belum mampu mengatasi kebocoran tersebut dan kabarnya radiasi sudah mencapai kenegara-negara yang berdeketan dengan jepang bahkan radiasi sudah terdeteksi disayuran dan makanan lain yang berasal dari jepang.
Pejabat Jepang berjuang untuk mencegah bencana besar nuklir, setelah serangkaian ledakan di PLTN yang rusak meningkatkan resiko kebocoran radiasi yang serius. Dalam pernyataan lewat televisi hari Selasa, Perdana Menteri Naoto Kan memperingatkan bahwa tingkat radiasi di sekitar PLTN Fukushima “sangat tinggi” dan ada resiko radiasi lebih besar. Siapapun yang tinggal dalam radius 30 kilometer dari PLTN itu diminta untuk tetap berada di dalam rumah. Badan Energi Atom Internasional mengatakan sebuah ledakan pada reaktor nomor dua kemungkinan telah mengurangi kekuatan struktur pelindung di sekitar reaktor dan meningkatkan resiko kebocoran lebih besar. Ledakan-ledakan juga dilaporkan hari Selasa pada dua reaktor lainnya. Para pekerja telah menggunakan air laut sebagai tindakan darurat untuk mendinginkan batang bahan bakar nuklir pada reaktor nomor dua setelah sistem pendingin mati minggu lalu akibat gempa dan tsunami yang menghancurkan Jepang timur laut. Batang-batang bahan bakar nuklir dalam reaktor menjadi sangat panas hari Selasa, setelah menguapkan air lewat pendingin lebih cepat dari pada seharusnya. Ketika hal itu terjadi, batang-batang bahan bakar itu menjadi teramat panas dan mulai meleleh dan melepaskan radiasi yang sangat tinggi. IAEA juga mengatakan api berkobar di kolam penyimpanan batang bahan bakar nuklir yang telah terpakai di unit nomor empat PLTN itu, dan bahan radioaktif itu langsung lepas ke udara, dengan tingkat setara 4000 kali sinar X tiap kali orang dipotret dengan sinar itu.
Kebakaran itu telah dipadamkan namun pejabat Jepang mengatakan air di kolam penyimpanan itu sudah mencapai titik didih. Para pejabat di fasilitas itu mengatakan mereka mempertimbangkan menggunakan helikopter untuk menambahkan air ke kolam itu. Semua karyawan yang tidak esensial telah dievakuasi dari fasilitas itu sebelum api dipadamkan beberapa saat sebelum tengah hari waktu setempat. Hanya beberapa karyawan yang tinggal untuk terus memompa air laut ke tiga reaktor yang rusak untuk menjaga agar batang bahan bakar tidak meleleh. Peningkatan radiasi telah dideteksi sampai ke Tokyo, sekitar 240 kilometer di selatan PLTN itu, namun pejabat mengatakan tingkat radiasi disana belum mengancam kesehatan publik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar