Senin, 04 April 2011

KRISIS GLOBAL (BI 2 SOFT SKILL)

Krisis global akan mengancam masyarakat dunia, yang dampaknya belum dapat diprediksi. Krisis global ini dipicu oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di berbagai kawasan.Pertama, berlarut-larutnya situasi krisis yang sekarang terjadi di dunia Arab dan Afrika Utara, dan tidak dapat selesai dalam waktu singkat, dan kapan krisis itu berakhir? Sementara, pemerintahan baru yang ada masih bersikap ambivalensi, tidak mampu menata kembali arah pemerintahan yang telah dikuasainya. Mereka masih belum menemukan pola baru, khususnya dalam membuat kebijakan dan arah yang jelas bagi masa depan negaranya. Di dunia Arab dan Afrika Utara yang baru mengalami transformasi politik dan kepemimpinan, masih terombang-ambing antara memenuhi tuntutan rakyat yang menginginkan segera dilkakukan perubahan menuju sistem baru, yang lebih adil, adanya aquality (kesamaan), dan egalitarian, serta lebih bebas dan terbuka.

Sementara itu, rezim baru yang muncul dan menggantikna rezim lama, termangu, dan mereka sebenarnya masih mewarisi nilai-nila lama, yang tidak banyak berbeda dengan rezim yang lama. Karena itu, mereka sangat lambat mengakomodasi aspirasi yang sekarang ini yang tumbuh dikalangan rakyat.

Situasi krisis yang ada di dunia Arab dan Afrika Utara itu, diperlambat lagi dengan situasi krisis yang sekarang terjadi di Libya. Di mana Presiden Muammar Gadhafi tidak mudah menyerahkan kekuasaannya kepada oposisi. Sementara itu, Barat bersikap ambivalen (mendua) menghadapi situasi di Libya. Sekalipun jumlah korban yang tewas akibat perang “saudara” itu, sudah lebih 10.000 orang yang tews, dan ribuan lainnya,yang luka, dan lebih banyak lagi yang mengungsi dan meninggalkan Libya. Bila situasi di Libya tidak ada solusi yang cepat, pasti akan menimbulkan dampak krisis kemanusiaan. Tetapi, krisis yang sekarang terjadi di Libya itu, dapat mengancam krisis yang bersifat global. Terutama terkait dengan pasokan energy minyak dan gas, yang sekarang ini Libya mempunyai “share” yang besar terhadap pasokan minyak dunia. Libya merupakan penghasil minyak terbesar dunia, sesudah Arab Saudi.

Krisis yang sekarang melanda di Libya sudah mempengaruhi harga minyak di pasaran dunia, dan sekarang sudah mencapai harga $ 120 dolar/perbarel. Para pialang minyak di pasaran New York mengkawatirkan bahwa harga minyak akan mencapai $ 200 dolar/perbarel. Ini akan menjadi malapetaka, terutama negara-negara miskin, yang tidak memiliki cadangan minyak.

Negara-negara emerging market (negara berkembang) termasuk Indonesia harus mewaspadai siklus krisis 15 tahunan yang akan terjadi pada 2012 mendatang. "Yang harus diwaspadai oleh beberapa emerging market (negara berkembang) adalah krisis yang akan datang pada 2012," ungkap Harpel Professor of Capital Formation and Growth Harvard University, Jeffrey Frankel, di acara IMF-BI-BKPM Joint Conference, di Hotel Grand Hyatt, Bali, Jumat (11/3/2011). Berdasarkan data yang diperolehnya, ada kencenderungan siklus krisis global setiap 15 tahun karena besarnya capital inflow yang masuk pada negara-negara berkembang. Diceritakannya, kiris pertama kali terjadi pada 1982 akibat capital inflow yang terjadi selama periode enam tahun (1975-1981). Sedangkan krisis kedua terjadi di Asia pada 1997, dengan capital inflow yang juga terjadi selama periode enam tahun (1990-1996). Karenanya, jika melihat data tersebut, dia mengkhawatirkan akan adanya krisis global di 2012. Mengingat arus modal asing tersebut sudah mulai masuk sejak 2003.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar